Sabtu, 28 Februari 2009

Smile

Smile though your heart is aching
Smile even though its breaking
When there are clouds in the sky, you'll get by
If you smile through your fear and sorrow
Smile and maybe tomorrow

You'll see the sun come shining through for you
Light up your face with gladness
Hide every trace of sadness
Although a tear may be ever so near
That's the time you must keep on trying
Smile, whats the use of crying?
You'll find that life is still worthwhile
If you just smile


Smile - Song By Nat King Cole (1954)

KEEP ON SMILING

Dalam kehidupan sehari-hari mungkin banyak beberapa orang yang mengalami suatu kejadian yang dimana berhubungan dengan tersenyum. Banyak orang yang mengenal atau bahkan jatuh cinta dari sebuah senyuman. Layaknya cinta pada pandangan pertama, ini seperti cinta pada senyuman pertama. Atau jika kita melakukan sesuatu dengan pekerjaan kita dan ketika dilaporkan pada atasan kita, maka ketika melihat dia tersenyum akan membuat kita juga tersenyum, ini berarti bertanda baik

Namun apakah hal-hal yang berhubungan dengan senyum pasti menghasilkan hal-hal yang menyenangkan ? Saya rasa anda harus berpikir ulang jika anda mengatakan ya. Banyak orang di rumah sakit jiwa yang kadang setiap hari tersenyum namun apakah anda ingin digolongkan dalam kategori mereka jika anda murah senyum setiap hari ? Saya rasa pasti jawabannya tidak. Atau jika anda sering menonton film atau sinetron, maka anda akan sering melihat senyum yang menghasilkan kepuasan tingkat tinggi adalah ketika melihat sedang menertawakan musuh

Lalu bagaimana dengan senyum yang menghasilkan kedamaian, kebahagian dan hal-hal lainnya yang sejenis ? Sebenarnya ini bukanlah hal yang sulit dilakukan. Seperti contoh diatas, sekelompok orang yang menghuni rumah sakit jiwa, mereka tersenyum bahkan setiap hari tetapi mereka tidak memiliki makna atau arti dari senyuman mereka sendiri. Jadi yang pertama, senyuman yang menghasilkan kedamaian, kebahagian dan hal-hal lainnya yang sejenis adalah senyuman yang memiliki arti atau makna, baik itu untuk diri sendiri apalagi juga bisa memberi makna untuk orang lain. Malah jika merujuk pada pepatah marah bisa membuat orang cepat tua, maka saya agak yakin jika tersenyum bisa membuat orang awet muda walaupun mungkin hanya sebuah kontribusi kecil

Yang kedua adalah senyuman itu bisa membuat orang tersenyum juga. Seperti pada contoh diatas yaitu ketika melaporkan pada atasan kita, maka ketika melihat dia tersenyum akan membuat kita juga tersenyum, ini berarti bertanda baik. Dari kejadian ini mungkin saja bisa membuat sang karyawan menjadi lebih termotivasi dalam bekerjanya. Mungkin saja sang karyawan itu akan memberikan seluruh kemampuannya dalam pekerjaan. Seperti pepatah saja yang mengatakan “give me one smile, and i give you a whole world”, alangkah enaknya hanya dengan dengan satu senyuman, seluruh dunia bisa menjadi milik kita dan saya yakin kita semua akan sepakat untuk mengatakan it’s a wonderful life

Oleh karena itu, dalam aktivitas anda sehari-hari, keep on smiling-lah, and with so meaningful, karena seluruh dunia, baik yang dari dalam diri anda sendiri maupun yang dari luar akan selalu bersama anda. Inipun juga hanya sebuah ajakan sebab saya takut anda-anda semua jika tidak terbiasa tersenyum, maka anda akan lupa bagaimana senyuman yang mempunyai arti tersebut dan ketika anda ingin memulainya yang saya takutkan anda mungkin sudah terlambat atau yang paling parahnya anda bisa dimasukkan sebagai balon (bakal calon) penghuni tempat dimana sebagian dari sesama kita yang tersenyum setiap hari namun tanpa arti seperti contoh yang saya sebutkan diatas

JUST ENJOY IT

Dalam kehidupan sehari-hari, anda dan saya mungkin sering mengalami kejadian atau hal yang dimana kadang kita tidak terlalu suka dengan apa yang harus kita lakukan atau sesuatu yang terpaksa kita lakukan. Baik itu yang dilakukan untuk orang lain atau bahkan untuk diri sendiri. Untuk yang orang lain, mungkin wajar jika kita sedikit mengeluh. Namun jika itu untuk diri sendiri, rasanya aneh juga. Untuk hal yang terakhir ini saya pernah mengalaminya

Sekitar akhir September 2001, waktu itu saya hendak nonton di bioskop, sesampainya saya di depan loket, ternyata film yang hendak saya tonton telah dimulai karena film ini mempunyai durasi lebih lama dari film normal. Jadi dengan sedikit kesal karena telah tiba di bioskop, saya terpaksa nonton film di theater lainnya (dari pada enggak nonton sama sekali, habis sudah sampai di bioskop). Judul filmnya adalah ‘Princess Diaries’ yang dibintangi bintang film senior Julie Andrews dan bintang muda Anne Hathaway. Dengan kondisi kesal dan ragu-ragu apakah film ini bagus atau tidak, saya masuk ke theater dengan terpaksa

Namun dengan rasa terpaksa ini, ternyata saya mendapat suatu kejadian yang saya rasa jarang ditemui. Saya malah ingin kejadian hari itu bisa terjadi lagi (walaupun kalau bisa tidak dengan film yang tidak diinginkan). Kejadiannya kira-kira seperti ini : salah satu dari penonton yang ada ternyata tidak kalah lucu dengan filmnya. Selain mempunyai tertawa yang sangat lucu sehingga semua penonton di theater ikut tertawa karena tertawanya dia tadi. Saya pun begitu. Bahkan rasa kesal dan terpaksa yang tadi ada pun sudah hilang. Malah ketika dalam suatu scene pada film yang saya tonton ini, ketika dimana bintang utamanya mendapat tepuk tangan pada film itu, dia juga memberikan tepuk tangan dan yang paling lucunya dia juga sambil melakukannya dengan berdiri (standing ovation). Tentu saja yang terjadi semua penonton tertawa melihatnya.

Namun yang saya ingin ceritakan dan bagikan bukan itu saja. Tetapi adalah sebagian kata yang ada pada film itu, yaitu : “kita hidup sekarang berada di antara dua hal, yaitu apa yang kita inginkan dengan apa yang bisa kita capai, yang dimana dua hal itu kadang menghimpit kita. Oleh karena itu yang bisa lakukan adalah dengan menjalaninya”. Lalu spontan saya merasa saya baru saja mengalaminya ketika saya hendak membeli tiket pertunjukkannya. Dalam hal ini, saya tidak mendapat apa yang saya inginkan, tetapi mendapat apa yang bisa saya peroleh (capai)

Oleh karena itu, setelah saya selesai keluar dari theaternya, saya hanya bisa bersyukur bahwa hari ini, walaupun hanya hal yang kecil, saya baru saja mengalah pada diri sendiri (keinginan diri), dan ternyata saya mendapat apa yang bisa saya peroleh atau capai. Mungkin pada saat itu saya tidak akan mendapat hiburan extra dari salah satu penonton yang saya ceritakan diatas dan juga suatu ‘kalimat’ yang sangat berguna bagi saya dalam menjalani hidup saya di masa akan datang

Dengan sedikit meminjam ‘spirit’ dari kalimat yang saya dapat dari film tersebut, maka saya mengajak anda bersama-sama saya untuk mempunyai spirit ’jalankan saja’ lalu saya hanya bisa menambahkannya saja yaitu : and just enjoy it

Rabu, 25 Februari 2009

JATUH CINTA SETIAP HARI

Jika ditanya, setiap orang pasti tidak suka dengan apa yang namanya jatuh. Entah itu jatuh sakit, jatuh miskin, atau jatuh-jatuh yang lain. Namun jika saya sebut kata jatuh cinta, pasti semua akan bilang ‘entar dulu’, jika saya mengambil kesimpulan tidak suka juga seperti jatuh-jatuh yang lain. Atau dengan kata lain jatuh cinta adalah seperti ‘special falling situation’

Banyak sekelompok orang terutama kelompok umur remaja atau teenager akan menganggap jatuh cinta merupakan suatu pengalaman baru di kelompok usia mereka. Dimana mereka mengenal dan menyukai orang lain yang dimana bukan merupakan orang dekat atau keluarga yang merupakan orang atau sekelompok orang yang mereka kenal pertama kali sejak mereka kecil atau anak-anak. Disinilah mereka mungkin mengenal dari apa yang disebut dengan ‘first love’ sampai dengan ada sebutan ‘cinta monyet’ (yang saya sendiri bingung kenapa monyet yang digunakan sebagai ‘istilah’, mungkin pencetus pertamanya adalah pengikut teori evolusi Charles Darwin)

Selain salah satu jenis jatuh cinta yang telah disebutkan diatas, masih banyak lagi jenis jatuh cinta yang lain, seperti jatuh cinta pada pandangan pertama (love at first sight), Walaupun saya pribadi tidak terlalu percaya dengan hal ini. Kalau memberi kesan pada pandangan pertama, saya rasa ya. Namun untuk sampai jatuh cinta saya rasa apa ya.

Sebelum saya melanjutkan, perlu saya garis bawahi bahwa jatuh cinta yang saya maksud ini bukan terbatas pada jatuh cinta-nya anak muda tetapi juga jatuh cinta atau love feeling kepada orang tua, anak, saudara, atau terhadap suami atau istri.

Seperti telah disebutkan diatas bahwa jatuh cinta merupakan suatu ‘special falling situation’, maka saya rasa alangkah indahnya jika kita bisa jatuh cinta setiap hari. Namun yang saya maksud bukan jatuh cinta seperti kepada wanita lain walaupun sudah beristri. Kalau ini namanya anda bukan sedang jatuh cinta tetapi sedang meminum salah satu racun cinta. Lalu kalau begitu, jatuh cinta setiap hari yang bagaimana ? Kepada orang yang sudah kita kenal, orang tua kita, saudara, anak, suami atau istri-kah? Cinta kepada orang tua, anak atau saudara suda tentu pasti kita iya. Kepada suami atau istri mungkin anda tidak akan menikah jika anda tidak jatuh cinta kepadanya, bukan? Kepada orang yang kita kenal, saya rasa tidak perlu dibahas sebab anda-anda juga sudah jelas.

Jatuh cinta setiap hari adalah dimana kita merasakan cinta yang kita berikan dan kita miliki itu tetap terus ada dan tidak berubah serta rasa cinta itu terus bertambah dari hari ke hari di dalam hidup anda. Lalu bagaimana kita tahu itu terus ada, tidak berubah dan juga bertambah ?

Untuk menjelaskan hal ini, saya akan meminjam sebagian lirik dari lagu ‘everyday i love you’-nya grup nyanyi terkenal, Boyzone. Disana lirik itu mengatakan ‘It’s a touch when I feel bad, It’s a smile when I get mad’. Jadi itu merupakan sentuhan ketika sedang susah atau sulit dan juga bisa memberikan senyuman sehingga orang yang sedang susah atau sulit itu juga bisa tersenyum. Sehingga jatuh cinta setiap hari bisa membuat anda dan semua yang hidup dekat dengan anda merasa kemarin, hari ini dan apapun besok, merupakan hidup yang indah.

Sehingga jika ada sepasang suami istri yang menikah karena cinta pada pandangan pertama (sebagian orang bilang cukup romantis), hiduplah bahagia dengan love at first sight-nya itu setiap hari tanpa harus berubah dan terus bertambah. Sehingga kata ‘i do’ pada janji nikah, tidak berubah menjadi :’ I have been sure married you by love at first sight, because if i take at the second look, i will turn around and runaway’. Atau jika pada orang tua, anak, atau saudara, dengan biasa bilang i love you mom, atau i love you dad, atau i love you son atau i love you yang lain kepada orang-orang yang dekat yang hidup dengan kita, akan membuat anda secara otomatis sedang jatuh cinta setiap hari. Sehingga tidak perlu anda cari, ukur atau mungkin pelajari, sebab anda sedang ada didalamnya

TINGGI

Langit, gunung dan menara adalah beberapa contoh benda yang identik dengan kata tinggi. Setiap kita menyebutkan kata-kata benda tersebut, hampir pasti atribut yang muncul adalah kata tinggi. Bahkan, ketika saya membaca kamus bahasa Inggris, kata tinggi yang diterjemahkan High, dengan penambahan kata on menjadi on high itu mempunyai arti in heaven. Secara mudah kita dapat mengartikan kata tinggi dalam banyak arti, antara lain adalah suatu kondisi dimana berada pada suatu keadaan atau tempat yang berada di atas.
Pengertian yang saya berikan diatas mungkin masih mengandung suatu ketidak-nyataan terhadap dimensi waktu dan tempat. Memang tidak mudah untuk menguraikan secara mudah dan komplit suatu kata seperti tinggi. Seperti kita ketahui, kata tinggi juga bisa melekat sebagai atribut pada kata-kata lain dimana akan menghasilkan kata kiasan seperti tinggi hati
Pada dasarnya banyak orang cukup senang dengan kata tinggi ini. Misalnya, suatu saham perusahaan saat ini berada pada posisi ter-tinggi. Atau lainnya, Orang tersebut mempunyai tinggi badan yang proporsional. Lalu banyak sekali perusahaan yang memakai kata tinggi sebagai atribut pada produknya dalam memasarkan atau mengiklankan produknya. Walaupun sebagian orang senang dengan kata tinggi, ada sebuah produk rokok yang justru memakai kata berlawanan dari tinggi (high) yaitu low, yang cukup berhasil dalam pemasaran dan penjualannya. Namun jika saya menyebutkan sebuah kalimat seperti ini : “Orang tersebut mempunyai ukuran badan tidak terlalu rendah atau pendek”, sudah pasti banyak yang kurang begitu suka, walaupun sebenarnya tidak terlalu rendah dengan tidak terlalu tinggi mengarah pada suatu ukuran yang pasti dan sama
Sekarang saya akan meninggalkan suatu ‘keanehan’ tanggapan terhadap kata tinggi sekaligus dengan antonimnya tersebut. Yang menjadi fokus saya adalah jika kita senang dengan keadaan tinggi tersebut, baik dalam dimensi waktu dan tempat, bagaimana yang harus kita lakukan ? Sekali lagi tidak mudah untuk menjelaskan secara langsung. Oleh karena itu saya akan memberikan suatu contoh atau memakai ilustrasi yaitu layang-layang
Kita semua pasti tahu apa itu layang-layang. Salah mainan atau jenis permainan yang walaupun katanya punya anak kecil, tapi banyak juga orang dewasa yang memainkannya. Bahkan pada beberapa negara, ada hari - hari khusus yang merupakan hari festival layang-layang. Atau bahkan ada yang menyelenggarakan lomba layang-layang. Layang-layang banyak bentuknya. Ada yang memakai warna sebagai faktor kreasi mereka tetapi juga ada bentuk dari layang-layang itu yang dijadikan faktor kreasi. Tetapi seperti kita ketahui bahwa jika ingin memainkan dalam hal ini menerbangkan layang-layang tersebut, hal pertama adalah kita harus mencari titik pusat berat layang-layang tersebut dan kita akan membuat ikatan atau simpul yang pertama. Lalu baru kita sambung dengan benang yang cukup panjang, berbentuk gulungan biasanya
Lalu setelah hal tersebut adalah kita mulai menerbangkan layang-layang tersebut. Banyak cara yang dipakai dalam menerbangkan layang-layang tersebut. Setelah layang-layang tersebut terbang, maka selanjutnya yang kita inginkan adalah agar layang-layang itu terbang lebih tinggi lagi. Pada dasarnya jika ingin layang-layang kita terbang tinggi, kita cukup hanya dengan mengulur dan menarik benang yang ada. Tetapi dengan benang yang ada dan juga kemampuan kita, maka ketinggian layang-layang itu pasti ada batasnya. Akan terjadi kondisi dimana kita sudah kehabisan benang dalam hal ini sudah tidak dapat mengulur lagi dan juga jarak pandang mata kita sendiri
Dari tentang layang-layang diatas, saya ingin mengajak kita membayangkan bahwa layang-layang itu adalah diri kita sendiri. Dalam mencapai suatu keinginan kita yang tinggi, baik kondisi atau posisi, kita harus bisa ‘menarik’ dan ‘mengulur’ diri kita. Dalam suatu waktu kita harus bisa mengulur diri kita, misalnya kita harus berani dalam bertindak dan mengambil keputusan, dalam suatu waktu yang lain kita juga harus bisa menarik diri kita dalam hal ini kita harus bisa mengoreksi dan melihat kembali apa keputusan dan tindakan yang kita ambil sudah tepat. Tepat disini adalah sudah sesuai dengan apa yang menjadi tujuan kita dan sesuai dengan apa yang kita miliki. Bukan tidak sesuai tujuan dan bahkan melampaui batas kemampuan kita. Karena dengan begitu kita akan mengalami kondisi ‘kurang’, yang dimana akan meyulitkan bahkan merugikan kita. Seperti layang-layang kita yang sudah terbang tinggi dengan batas panjang benang yang kita miliki, ketika ia terbawa atau tertarik angin, kita tidak lagi mempunyai panjang benang tambahan untuk menahan tarikan itu, sehingga layang-layang kita yang telah terbang tinggi itu akan putus
Lain lagi halnya jika sekarang kita membayangkan bahwa layang-layang kita itu adalah seseorang yang mempunyai tempat khusus di hati kita. Kita tentu saja sangat menyayangi dan mencintai orang tersebut. Kita tentu ingin seseorang tersebut dalam kehidupannya sehari-hari juga bisa ‘terbang tinggi’. Kita, sebagai sahabat atau orang yang dekat dengannya, harus bisa menempatkan posisi kita, dimana saat kita harus ‘mengulur’-nya dan juga kita harus bisa ‘menarik’-nya. Kepercayaan yang utuh, ketidakadanya keterikatan (dalam hal ini, kita seperti tidak harus menjadi bayangannya) adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan. Kadang kita ingin selalu berada di dekatnya, kita takut seseorang tersebut melakukan hal yang bisa merugikannnya dan bisa juga hal yang akan membuat kita kecewa. Namun kita juga harus bisa untuk ‘menarik’-nya supaya ‘terbang tinggi’-nya itu tercapai. Kita mungkin sebagai sahabat atau bahkan orang terdekatnya, harus bisa mengingatkan dia jika ada hal yang dipandang mungkin kurang begitu baik, dimana dia mungkin tidak menyadarinya. Namun yang terpenting dari semua adalah kita juga harus bisa menghormati seseorang tersebut sebagai suatu pribadi dimana mempunyai hak-hak dan privasinya sendiri, sehingga kita harus menyadari dimana batas-batas kita (dalam hal ini benang yang tidak memiliki panjang tambahan). Selain itu kita juga harus sadar dimana batas kemampuan kita. Jangan sampai kita sendiri, yang karena hal ini, mengalami situasi dan kondisi yang berlawanan dengan arti kata tinggi itu sendiri (Disini identik dengan kondisi jarak pandang mata kita, seperti yang telah disebutkan diatas). Mungkin saja dengan dengan melihat kondisi kita yang seperti itu, dia akan ikut terbawa oleh kondisi kita (identik dengan layang-layang putus)
Oleh sebab itu, kita harus menjadi ‘pemain’ layang-layang yang bijaksana dan disiplin, apalagi layang-layang tersebut adalah layang-layang terindah yang menjadi kesayangan anda.

“ If we have flied high, get lower or straight to the low is
easier than get higher. Know what we are doing and where we are standing are important”.

Selasa, 24 Februari 2009

The Gift

THE GIFT

THE GIFT IS NOT THE PRICE
THE GIFT IS NOT THE VALUE
THE GIFT IS NOT THE PRESENT
THE GIFT IS NOT HOW IT LOOKS LIKE
EVEN SOMETIMES THE GIFT IS NOT THE GIFT ITSELF

BECAUSE THE GIFT IS JUST THE HEART OF GIVING

KECIL PUN BISA JADI KENYATAAN

Suatu hari, sekali waktu seorang remaja berumur 15 tahun, datang ke Jakarta berlibur, hal yang sering di lakukan jika ada liburan kenaikan kelas, malah waktu itu habis Ebtanas SMP lagi. Remaja tersebut menginap di suatu rumah dimana juga tinggal kakak-kakak sepupu-nya yang waktu itu sudah menetap di Jakarta karena kuliah di salah satu universitas swasta terkenal di Jakarta.

Dua orang dari kakak sepupu-nya itu jika pulang kuliah suka membeli salah satu jenis jajanan kecil yang ada di sekitar kampus (maaf jika tidak menyebutkan jenis jajanan kecil tersebut, nanti dikira saya lagi promosi lagi). Karena kebetulan remaja ini sangat menyukai jajanan itu, dia jadi tertarik untuk ikut ke kampus mereka hanya sekedar untuk ikut membeli langsung jajanan tersebut. Jadilah suatu hari dia ikut salah satu kakak sepupu-nya ke kampusnya, kebetulan salah satu kakak sepupu yang lainnya sedang ada ujian akhir. Jadilah dia dengan kakak sepupu-nya itu berangkat menjemput. Hanya agar dapat membayar Rp.100 (tarif mahasiswa pada waktu itu) untuk naik bus, kakak sepupu-nya itu membawa tas yang isinya kosong. Namun yang lebih parah adalah remaja ini. Dia pergi ke kampus itu hanya menggunakan kaos dan celana pendek santai yang biasa dipakai dirumah. Maklumlah habis yang dituju sebenarnyakan bukan kampus tetapi mau membeli jajanan tersebut.

Lalu sesampai di kampus, dia diajak ke suatu gedung dimana kakak sepupu-nya yang lainnya sedang ujian. Gedung yang berlantai 8 tersebut membuat dia terkagum-kagum, maklum datang dari suatu daerah yang namanya Lampung, yang pada saat itu gedung yang ada mentok 3 lantai. Lalu lift yang disediakan menambah kekaguman-nya pada waktu itu. Hanya saja pada waktu itu lift-nya lagi ngadat sehingga dia harus naik tangga sampai lantai 6 dimana kakak sepupu-nya sedang ujian (untung dia ngak ujian di lantai 8, dijamin napas dia bisa senin kamis alias tambah ngos-ngosan).

Lalu dia bilang sama kakak sepupu-nya bahwa kampusnya bagus kaya plaza aja (sekarang sejenis mall). Tinggi, ruangannya banyak, dan ada lift-nya lagi (maklum masih agak dusun). Lalu dalam hati-nya bilang suatu hari dia ingin kuliah disini juga. Hanya sebuah keinginan kecil dari seorang anak 15 tahun Mungkin dari kekaguman-nya, dia sudah jatuh cinta pada kampus ini.

Dari hal kecil yang diingini atau dicita-citakan dari cerita seorang anak kota kecil yang baru berumur 15 tahun yang datang dengan celana pendeknya, saya ingin mengatakan pada anda bahwa hal-hal yang kecil yang terjadi atau ada pada diri anda atau mungkin juga keinginan anda, kemungkinan besar bisa menjadi suatu hal yang penting dan besar di kemudian hari yang dimana akan menjadi bagian penting dari sebagian perjalanan hidup anda.

Ada pepatah yang mengatakan ‘small is beautiful’, saya merasa bahwa hal itu memang benar-benar nyata. Dasar apa yang membuat saya berani mengatakan hal ini ?

Hanya satu alasan. Yaitu tepat 3 tahun kemudian seorang remaja 15 tahun yang saya ceritakan diatas yaitu saya sendiri, menjadi salah satu mahasiswa di kampus tersebut. Bahkan hingga saaat tulisan ini saya buat, saya sedang menyelesaikan program magister (S2) saya di kampus yang sama. (Jakarta, 2001)

DIFFERENCES IN YOURSELF

Kadang setelah hujan turun, saya suka memperhatikan pelangi yang muncul begitu indah seperti ingin mengajak melupakan hujan yang baru saja turun yang mungkin kadang menyusahkan kita entah kehujanan atau mungkin banjir. Pelangi dengan 7 warnanya begitu indah seolah-olah mengatakan I’m still beautiful in different colors. Lalu mulai imaginasi saya berjalan, bahwa kadang-kadang saya ingin menjadi seperti pelangi tersebut, still beautiful in differences.

Seperti kita ketahui, pada jaman dahulu perbedaan-perbedaan yang muncul merupakan suatu hal yang aneh bahkan dapat divonis bersalah. Perbedaan-perbedaan dianggap melanggar atau menyalahi suatu aturan. Namun sepertinya budaya itu sudah mulai memudar. Di jaman sekarang bahkan orang-orang akan senang jika bisa tampil beda dari orang lain. Hanya saja kadang saja hal tersebut malah menjerumuskan diri mereka sendiri.

Seorang pakar pemasaran, Jack Trout, dalam bukunya Differentiate Or Die, mengatakan menjadi berbeda dengan apa yang dilakukan orang lain itu merupakan suatu keunggulan. Oleh karena itu menjadi berbeda itu merupakan hal yang baik. Namun tentu saja tetap dalam aturan-aturan yang berlaku. Namun bagaimana ternyata perbedaan itu ternyata ada pada dalam diri ada sendiri. Kadang apa yang ingin kita lakukan tidak sesuai dengan kebiasaan kita sendiri merupakan hal yang sering terjadi yang merupakan salah satu contoh perbedaan dalam diri sendiri.

Saya tidak akan membahas bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Jujur saja saya bukan ahli psikolog yang saya yakin lebih akan dapat memberikan penyelesaian tentang hal ini. Namun dengan sedikit pengetahuan saya dan tentu saja imaginasi saya, saya hanya mengusulkan bagaimana perbedaan yang ada dalam diri anda sendiri itu anda anggap saja sebagai warna-warna dalam pelangi. Mungkin saja ada orang yang tidak suka akan salah satu warna (baca : sifat atau atribut ) anda. Namun di lain pihak ada yang menyukai salah satu warna anda tersebut. Oleh karena itu saya hanya bisa mengajak anda untuk menjadikan warna-warna yang berbeda yang ada dalam diri anda menjadi pelangi. Anda mungkin bisa membayangkan jika pelangi itu hanya satu warna atau hanya dua warna mungkin ia akan kehilangan atribut indah-nya. Oleh karena itu tetaplah menjadi indah dalam perbedaan yang ada dalam diri anda sendiri (still beautiful in differences, differences in yourself)