Sabtu, 14 Maret 2009
BLIND IS LOVE (A True Story)
DEPENDS ON WHAT YOU GIVE
Rabu, 11 Maret 2009
I LOVE MONDAY (5 hal yang membuat kerja itu menyenangkan)
Lalu sang kapten berseru kepada sang petugas sinyal: “Berikan sinyal kepada kapal itu: Kita bisa tabrakan, tolong mengubah arah 20 derajat”. Balasannya: “Anda saja yang mengubah arah 20 derajat”. Sang kapten berkata. “ Disini kapten, tolong ubah arah anda 20 derajat”.
“Saya hanya pelaut kelas dua”, demikian balasannya, “Sebaiknya andalah yang harus mengubah arah 20 derajat”.
Ketika itu sang kapten marah. Bentaknya, “Ini kapal tempur tahu! Cepat ubah arah 20 derajat”;
Balasannya, “Di sini mercu suar”.
Maka kamilah yang mengubah arah
- Dalam bekerja apa yang kita lakukan bisa menjadi amal. Yaitu dengan niat dan cara yang benar.
- Dalam bekerja kita harus bisa menjadi lebh baik
- Dalam bekerja kita bisa menambah ilmu, pengalaman dan wawasan. Istilah nya jika uang yang kita dapatkan harus bisa meng-up-grade diri kita.
- Dalam bekerja kita juga bisa menambah kawan atau saudara. Menambah silahturahmi. Buat apa bertambah rejeki tapi bertambah pula musuh.
- Dalam bekerja kita juga bisa memberikan keuntungan bagi orang lain.
- Bangun pagi, sarapan dengan menu yang baik, lalu berangkat bekerja
- Bekerjalah dengan keras dan pintar selama 8 atau 9 jam sehari.
- Pulanglah ke rumah
- Baca buku atau komik, menonton film yang lucu, kumpul-kumpul dengan rekan, keluarga, bermain dengan anak-anak, dll
- Makan yang sehat dan tidur yang cukup
5. Mau memperhatikan hal-hal yang kecil
Minggu, 01 Maret 2009
SETANGKAI BUNGA YANG INDAH, TAPI……...
Suatu hari ku berjalan, di jalan yang tidak pernah kulalui
dan kuterus berjalan, berjalan
Lalu ditengah perjalanan kumelihat sebuah bunga yang indah
sangat indah, indah dan indah
Dalam hati bertanya, dan terus bertanya
siapa pemiliknya? Adakah?
Ingin hati, bukan sekedar memandang, tapi memiliki
namun sekali lagi, hati bertanya, adakah?
Kuulurkan tanganku untuk memetik bunga itu,
namun kutarik lagi tanganku.
Terus berulang-ulang kulakukan hal itu,
namun sekali lagi, dan lagi hati bertanya, adakah?
Dan aku hanya diam memandang………
Lalu datang orang pertama dan berkata :
“Petiklah bunga indah itu. Sepertinya tidak ada pemiliknya”
“Lakukanlah. Bunga yang indah jarang ditemukan”
Kuulurkan tanganku lagi, memetik bunga tersebut. Namun…..
Datang orang kedua dan berkata :
“Aku pernah melihat bunga itu. Awas ada durinya”
“Bunga indah di tepi jalan yang tidak tahu pemiliknya, mungkin ada durinya”
Kutarik tanganku kembali……dan kutermenung……diam
Datang orang ketiga dan berkata :
“Mengapa kau termenung? Apakah karena bunga indah itu?”
Kujawab : “Ya. Apakah kau kau tahu bunga itu? Apakah ada durinya?”
Dan dia berkata : “Hampir setiap bunga yang indah, pasti berduri”
“Namun aku pernah mendengar, bunga itu pernah terluka oleh seseorang”
“Seseorang yang pernah melewati dan memetiknya”
“Lalu karena suatu hal, dia tinggalkan bunga itu ditepi jalan lagi”
“Saya dengar, bunga itu mempunyai duri yang tajam dan……racun”
Aku hanya diam dan hatiku…….kenapa aku ingin memetiknya?
Lalu datang orang keempat dan berkata :
“Jika ingin memetiknya, petiklah”.
“Kalau memang ada durinya, biarlah tanganmu yang merasakan”
“Kalau memang ada racunnya, biarlah kau yang menentukan, mau bertahan atau tidak”.
“Lagipula duri dan racunnya, kalau memang ada. Jika tidak…..?”
Kutermenung……kalau memang ada, jika tidak?
Dan semua orang lainnya juga melihat diriku yang gundah.
Jika kujawab tidak, mereka melihat mata-ku. Jendela hati.
Namun mereka memberikan perkataan yang sama.
Lalu kuteringat…..
Jika kau ingin merasakan sesuatu, tidak bisa hanya dengan memandangnya,
harus kau makan jika itu makanan, harus kau minum jika itu minuman.
Sampai pada saat itu baru bisa kau tahu manis dan pahitnya.
Dan akhirnya kuputuskan untuk mencoba memetiknya, dan……..
Kurasakan durinya, tapi tidak seperti yang orang – orang gambarkan,
dan aku bisa bertahan. Sakit tapi kuingat :
“Hampir setiap bunga yang indah, pasti berduri”
Sekilas bunga ini pun tersenyum padaku.
Jadi tidak terasa sakit durinya.
Kurasakan semerbak harum wanginya, dan dia terus tersenyum,
Dan aku hanya bisa berkata :
“Belum pernah ada setangkai bunga indah yang pernah kulihat dan ingin kumiliki”
“Apakah kau bisa mendengar suara hatiku?”……………………………………
…………………………………….
Entah sudah mendengar atau belum, dia hanya tersenyum dan terus tersenyum.
Sampai suatu hari aku merasakan, sesuatu yang, sungguh, aku pun tidak tahu.
“Inikah racun itu? Aku seperti tidak dapat melihatnya, sungguh, tidak melihatnya”.
“Apakah aku sudah buta…..?
“Atau sejak awal aku sudah terkena racunnya? Sehingga buta mataku dan hatiku”
“Tidak, tidak. Mataku selama ini melihat terus senyumnya. Tapi hatiku……?”
“………atau senyumnya itu…….?
Sekarang dengan waktu yang tersisa, aku akan mencari jawabannya.
Ku tak bisa terus diam disini, karena masih ada jalan di depan yang harus kulewati.
Hatiku kadang berbicara :
“Ini bukan racun, tapi betul, sesuatu yang, sungguh, aku pun tidak tahu”
Dan aku pun bertanya :
“Tetap diam berdiri disini atau terus berjalan dengan atau tanpa bunga indah ini?”
Untuk sementara aku berpikir,...........
Memang setangkai bunga yang indah, tapi........................
(Mkr, 2005)