Senin, 09 Agustus 2010

Nicholas & (not) His Vacuum Cleaner

Entah kenapa cerita ini bisa terlintas untuk menjadi tulisan. Dari judulnya aja, komentar pertama pasti apa hubungannya…??? Memang gak ada hubungannya. Lagipula kalo ada hubungannya, pasti sudah ada yang duluan menulisnya, ya kan? Sederhana aja alasannya. Cerita di mulai dari pertemuan pertama kali dengan seorang teman baru yang baru dikenal 3 hari itupun lewat YM.

Hari Minggu dari hanya sekedar YM tanya mengenai makan malam, akhirnya pertemuan mendadak terjadi sebuah resto sederhana tapi makanannya gak sederhana. Dan seperti biasa tidak boleh menyebut merk. Bukan takut dituntut, tapi tidak dibayar masalahnya ngiklanin nih resto disini. Enak aja, mana ada yang gratisan jaman sekarang.
Seperti biasa karena baru kenal dan ketemu, awalnya biasa bicara hal yang biasa-biasa aja. Tapi, oh ya, teman baru ini dikenalkan oleh teman lama, sehingga hanya sebentar saja sudah bisa akrab. Mungkin karena YM 3 hari sebelumnya, yang membuat kita lebih nyaman.

Mulailah cerita ini itu, cerita aktivitas kita, dan kadang sambil bersenda gurau. Singkat cerita masuklah pada topik pekerjaan teman baru saya ini. Dia seorang guru pre school (kalo gak salah). Salah seorang muridnya, namanya Nicholas, menjadi topic bicara kita. Nicholas ini, bener-bener anak yang berjiwa besar dan bermental baja. Bayangkan hanya bisa bahasa Indo, dia disekolahkan yang bahasa pengantarnya bahasa inggris. Bayangkan perjuangan dia dalam berkomunikasi dengan teman dan gurunya. Sekali waktu dia di suruh ambil tissue, yang diambil adalah botol minuman. Sekali waktu disuruh tutup pintu, dia ambil tissue. Itu pun si guru, teman baru saya ini, sudah ‘memerintahkannya’ bukan dengan kata2-kata saja, tapi sudah sedikit dengan gerakan tangan. Teman saya ini mengaku salah satu guru yang killer (ngaku killer kok bangga…), tahu dong bagaimana kalau dia berkata-kata. Kasihan si Nicholas ini. Sudah disekolahkan di usia yang muda (baru 3 tahun), ditempat yang dia hanya bisa mengandalkan insting dan senyuman pula. Tapi bagus, sejatinya, si Nicholas ini bisa menjadi seorang pebisnis yang handal dengan instingnya serta bakal mempunyai senyuman yang menarik karena sudah dilatih sejak kecil. Sepintas berpikir, keberhasilan yang diajar juga ada sangkut pautnya dengan sang pengajar. Tapi dimana ya? Kalo meminjam istilah di Teori Darwin, ada missing link nya nih….

Mulai larut malam, selain besok masih harus kerja, resto pun sudah mau tutup pastinya. Untung teman saya ini salah satu pelanggan setia. Jadi berlama-lama disana harusnya tidak masalah. Kita semua masing-masing pulang. Memang dasar YM, liat kuning-kuning status, artinya semua masih online. Mulailah chat time dimulai lagi dengan teman saya ini. Yang jelas saya lupa entah dari mana, intinya sedikit membahas masalah otak kiri dan kanan. Saya salah satu menyuka buku yang membahas tentang otak kiri dan kanan, sehingga terbiasa berpikir dari dua sisi kanan dan kiri. Untuk masalah otak kiri dan kanan, kita tinggalkan dulu. Yang bingungnya, tiba-tiba teman saya mengajukan pertanyaan, kalo ngepel pakai tangan kiri atau kanan? (asli terkejut dan bingung saat itu....kenapa jadi ngepel). Ya saya jawab aja, kalo ngepel pakai tangan kiri dan kanan, kalau tidak bisa pegal tentunya. Lalu dia bilang, “kenapa tidak pakai vacuum aja?”. Langsung saja saya tertawa di malam menjelang larut. Baru tahu ada yang punya cara bagaimana ngepel pakai vacuum. Bahkan sampai saya tanya, vacuum cleaner kan? Dan dijawab betul. Tambah lah tertawa. Tapi untungnya teman ini menyadari bahwa itu salah. Gak bisalah ngepel pake vacuum cleaner, biar kata inovatif dan creative sedikit.

Nah dari cerita vacuum cleaner, akhirnya saya tahu dan menemukan the missing link dari Si Nicholas diatas. Bagaimana Nicholas bisa mengerti dan sering salah melulu, karena sang pengajar bisa ngepel pakai vacuum cleaner. Poor Nicholas..But anyway, Nicholas pasti bakal dapat banyak ilmu dari teman saya ini, teacher nya.

Banyak dari kita kadang tidak mengerti atau sudah bingung duluan dengan judul yang aneh dengan cerita yang mungkin tida ada hubungannya sama sekali saat ini. Tapi percayalah, apa yang kita dapat hari ini, mungkin akan kita temukan missing link nya suatu hari.

Oh ya, pertama kali disapa di YM oleh teman saya ini, saya tidak balas sampai besok hari, karena dia bilang kenal dengan M*r*y (teman saya yang mengenalkan). Jujur teman saya yang nama M*r*y banyak. Punya tante yang namanya M*r*y juga ada dua. Pada saat itu bingung, harus sapa apa. Harus sapa : “ya gua kenal” atau kalau itu teman tante m*r*y, jawabannya kan juga harus lebih sopan, misal : “ya tante, bisa saya bantu?”. Tapi kalau saja tahu Nicholas lebih dulu, mungkin saya akan sapa : “yes Miss R…Ngomong apa sih lu? Kagak ngerti gua sama bahasa inggris….” ha..ha

For R, met kenalan ya……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar